SELAMAT DATANG DI SISTIM INFORMASI INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN DESA WANI LUMBUMPETIGO KEC. TANANTOVEA KAB.DONGGALA SULAWESI TENGAH 94342
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RUNNING TEXT

𝕋𝕖𝕣𝕚𝕞𝕒 𝕂𝕒𝕤𝕚𝕙 𝕤𝕦𝕕𝕒𝕙 𝕓𝕖𝕣𝕜𝕦𝕟𝕛𝕦𝕟𝕘 𓂀 𝕕𝕚 𝕊𝕚𝕤𝕥𝕚𝕞 𝕀𝕟𝕗𝕠𝕣𝕞𝕒𝕤𝕚 "𝕄𝔸ℝ𝕆𝕊𝕆 𝕄𝔸ℝ𝕀𝕊𝕀" 𝔻𝕖𝕤𝕒 𝕎𝕒𝕟𝕚 𝕃𝕦𝕞𝕓𝕦𝕞𝕡𝕖𝕥𝕚𝕘𝕠 𓂀𝕂𝕒𝕞𝕚 𝕊𝕖𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕄𝕖𝕟𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦 𝕂𝕦𝕟𝕛𝕦𝕟𝕘𝕒𝕟 𝔸𝕟𝕕𝕒 𝕓𝕖𝕣𝕚𝕜𝕦𝕥𝕟𝕪,𝕊𝕒𝕝𝕒𝕞 𝕕𝕒𝕣𝕚@𝓈𝓎𝒶𝓂

DOKUMEN RENCANA PENATAAN PEMUKIMAN (RPP) 2023

Konten [Tampil]

Dokumen

Klik tombol untuk mencetak halaman ini.

 

RENCANA PENATAAN PEMUKIMAN (RPP) 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan fase rehabilitasi dan rekonstruksi penanganan pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi tahun 2018 di Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah relokasi terhadap hunian terdampak yang terletak pada zona rawan bencana (zona merah). Pelaksanaan relokasi, selain memindahkan rumah ke tempat permukiman baru,juga memindahkan semua aspek penghidupan warga dalam konteks sosial, ckonomi, budaya.

Permukiman baru yang disebut huntap (hunian tetap), dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung sebuah kawasan permukiman, antara lain: fasilitas infrastruktur yang mendukung aktifitas fisik dan social, diantaranya berupa fasilitas kebersihandan persampahan,air limbah, drainase lingkungan, ketersediaan air minum, serta ruang terbuka hijau. Agar sarana dan prasarana yang telah tersedia dapat mendukung aktivitas dan kebutuhan warga saat ini maupun dimasa yang akan datang, dibutuhkan sebuah perencanaan pengelolaan hunian yang dapat menjadi acuan warga dalam mewujudkan hunian yang lebih baik dan lebih tangguh di masa depan.

Rencana Penataan Permukiman (RPP) adalah rencana penataan ruang di tingkat Huntap disusun berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukimannya serta mendukung kesiap-siagaan masyarakat terhadap bencana,yang termuat dalam sebuah dokumen perencanaan. Dokumen RPP menggambarkan kondisi permukiman saat ini serta rencana permukiman ideal dimasa depan yang dicita citakan oleh warga, dokumen perencanaan ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam pengendalian dan pengelolaan permukiman Huntap yang terintegrasi dengan rencana kawasan desa/ kelurahan maupun kabupaten/kota.

1.2. Maksud dan Tujuan

Dokumen Rencana Penataan Permukiman (RPP) disusun sebagai acuan dalam merencanakan dan mencapai kondisi permukiman yang dicita citakan, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki, berupa: potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur, sosial, ckonomi, budaya, dan lingkungan, yang dituangkan dalam Serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengelolaan huntap, dilengkapi dengan rencana Sumber dana yang diproleh dari berbagai pihak. Adapun tujuan dari penyusunan dokumen.

Rencana Penataan Permukiman (RPP) huntap adalah:

  1. Tersusunnya rencana penataan permukiman Huntap berbasis pengurangan risiko bencana berbasis komunitas
  2. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam merencanakan, mengendalikan pengelolaan permukiman di Huntap
  3. Meningkatnya kapasitas &peran aparat/pemangku kepentingan dalam mengelola kondisi fisik huntap, kehldupan & penghidupan WTB, mensinergikan rencana tata ruang desa,implementasi PRB

1.3. Metode dan Waktu Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam penyusunan dokumen Rencana Penataan Permukiman yaitu secara umum menggunakan metode partisipatif, dan secara khusus menggunakan metode Communit Action Plan (CAP). Untuk waktu pelaksanaan penyusunan rencana penataan pemukiman huntap dimulai dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2023.


1.4. Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan RPP Huntap digambarkan dalam skema di bawah ini

 Gambar 1 Alur Pelaksanaan RPP Huntap
                                                

1.5. Cita-cita tentang huntap impian

Tahapan dari hasil proses pelaksanaan Sosialisasi dan workshop RPP yang di telah di laksanakan ada bebarapa cita-cita dan harapan warga tentang huntap impian antara lain:

  • Ingin akses jalan kehuntap dapat diperbaiki, karena kondisi jalan utama yang menuju kelokasi Huntap saat ini kondisinya kurang baik seperti jalan rusak
  • Harapan dari warga agar huntap yang mereka tinggali bisa menjadi bersih dan nyaman
  • Seperti halnya masyarakat lainnya warga huntap berharap bisa kembali beraktifitas dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan berharap pemerintah dapat memberikan modal usaha untuk berdagang dan aktifitas lainya
  • Untuk menciptakan kebersihan dan kenyamanan dilingkungan Huntap warga berharap adanya perbaikan drainase dilingkungan huntap yang masih tergenang dan belum terhubung ke aliran sungai segera bisa dikerjakan
  • Adanya hewan ternak yang berkeliaran disekitar perumahan huntap dan bahkan membuang kotorannya di sekitar pemukiman warga huntap berharap agar dibangunkan pagar disekelilingnya
  • Sesama warga penerima huntap berharap pada sesama warga lainnya yang belum menghuni rumah nya untuk bisa segera tinggal menetap di Huntapnya.
  • Belum tersedianya tempat bermain untuk anak-anak sehingga Warga huntap berharap bisa mendapatkan tempat bermain untuk anak-anak
  • Untuk menjaga keamanan dan ketertiban dilingkungan huntap warga berharap adanya poskamling
  • Keinginan dan harapan warga mendapatkan fasilitas kebersihan sehingga terciptanya huntap yang bersih dan Nyaman
  • Terciptanya huntap yang mandiri dengan suasana kehidupan yang lebih baik pasca bencana


BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH HUNTAP

2.1. Batas Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Wilayah Huntap

       Wilayah Kecamatan Tanantove menjadi salah satu lokasi terdampak bencarna gempa dan Tsunami di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah 2018. Program rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca bencana, menempatkan Desa Wani Lumbumpetigo menjadi salah satu lokasi pembangunan hunian tetap satelit bagi warga terdampak bencana di Kecamatan Tanantovea.Desa Wani Lumbumpetugo menjadi desa dengan wilayah terkecil (0,6%) dari 10 (sepuluh) desa di Kecamatan Tanantovea. Luas wilayah Desa Wani Lumbumpetigo 1,81 km2 terdiri dari 3 dusun. Penduduk Desa Wani Lumbumpetigo berjumlah 1.217 jiwa, terdiri 613 jiwa laki-laki dan 604 jiwa perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk 55 jiwa per km2 dengan laju pertumbuhan penduduk 0,83% . Pekerjaan mayoritas penduduk Desa Wani Lumbumpetigo adalah petani dan tukang bangunan. Berikut peta Kecamatan Tanantovea

PETA KECAMATAN TANANTOVEA

Desa Wani Lumbumpetigo berdasarkan Perda Kabupaten Donggala Nomor 16 tahun 2011 tentang Pembentukan 19 (Sembilan Belas) Desa di Kabupaten Donggala, pasal 3 poin f. menyebutkan bahwa Desa Wani Lambumpetigo sebagai hasil dari pemekaran Desa Wani Satu Kecamatan Tanantovca. di Paragraf 6 Desa Wani Lumbumpetigo Pasal 9 menyebutkan bahwa luas wilayah Desa 181 Ha dengan batas wilayah:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Desa Labuan Kungguma Kecamatan Labuan
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Induk Wani Satu
  • Sebelah timur berbatasan dengan Desa Induk Wani Satu dan Desa Wani Dua
  • Sebelah barat berbatasan dengan Desa Labuan Lelea Kecamatan Labuan dan Desa Wani Dua.

Posisi geografis Desa Wani Lumbumpetigo berada pada 041"09" LS dan 11950 44 BT. Berdasarkan letak lintang tersebut, musim panas terjadi antara bulan April -September,sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Januari Desember. Curah hujan tertinggi pada tahun 2018 tecrjadi pada bulan Februari dengan curah hujan sebesar 135 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan November yaitu 27 mm. 

Adapun untuk hari hujan terbanyak 13 hari pada bulan Maret, sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bsulan Januari, Februari.dan Desember yaitu masing-masing sebanyak 7 hari.Pemerintah Kabupaten Donggala telah membeli lahan untuk hunian tetap dengan mengacu pada Pasal 121 Perpres 148/2015 pengadaan tanah untuk kepentingan umum kurang dari 5 Ha tidak perlu penetapan lokasi, tapi harus sesuai dengan tata ruang wilayah. 

Pembelian lahan mulai dilakukan di tahun 2019. Selanjutnya pada tangggal 14 September 2020, Bupati Kabupaten Donggala menetapkan lokasi hunian tetap berdasarkan SK Bupati Donggala Nomor 188.45/0542/DPKP2/2020 tentang Penetapan Lokasi Rencana Pembangunan Hunian Tetap Bagi Masyarakat Terdampak Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Desa Wani Lumbumpetigo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala (Lampiran 1). Jumlah lahan yang tersedia untuk pembangunan huntap seluas 19.389 M. Mengacu pada Diktum KEDUA dari Keputusan Bupati lahan ini diperuntukkan bagi Rencana Pembangunan Hunian Tetap Bagi Masyarakat Terdampak Bencana Gempa Bumi, dan Tsunami Tahun 2018 serta fasilitas sosial dan fasilitas umum pendukungnya di Desa Wani Lumbumpetigo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala dan tidak dibenarkan untuk peruntukan lain.

Gambar 3 Peta Lokasi Huntap Satelit

[17.44, 17/2/2023] Syam: 

Kondisi topografi Kabupaten Donggala cukup beragam, mulai dari dataran yang rendah,dataran yang berbukit hingga pegunungan. Dataran rendah tersebar di sepanjang pesisir Kabupaten Donggala yang berhadapan langsung dengan Selat Makasar di mana sebagian besar berada di wilayah Pantai Barat termasuk wilayah Kecamatan Tanantovea. Desa Wani Lumbumpetigo 80% wilayahnya dataran, sisanya perbukitan, dengan ketinggian 15 m dari permukaan laut. Kondisi dataran rendah ini lebih memudahkan peruntukan pengembangan permukiman warga.
Gambar 4 Peta Topografi Desa Wani Lumbumpetigo

[17.45, 17/2/2023] Syam: 
Gambar 5 Peta garis kontur Desa Wani Lumbumpetigo

Gambar 6 Peta ZRB Huntap Wani Lumbumpetigo


Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Labuan dan Tanantovea lokasi hunian tetap Wani Lumbumpetigo berada dalam Zona 1 yaitu zona aman dari tsunami dan pusat gempa. Pada tahun 2011, wilayah pemukiman di sekitar sungai Desa Wani Lumbumpetigo pernah mengalami banjir. Dalam ingatan warga, lokasi yang akan digunakan untuk hunian tetap, belum pernah terjadi banjir sehingga antisipasi terhadap banjir belum diperlukan.

2.2. Demografi

Penghuni Huntap Satelit Wani Lumbupetigo berasal dari Desa Wani I sebanyak 41 KK dan Wani Il sebanyak 7 KK. Hal ini berarti penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo bukan merupakan warga yang tinggal di Desa Wani Lumbumpetigo. Tetapi, dengan adanya berbagai macam suku bangsa penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo menunjukkan bahwa bantuan hunian tetap tidak diperuntukkan untuk warga asli/lokal saja tetapi untuk semua warga yang terdampak bencana tanpa memandang perbcdaan suku, agama, ras dan antar golongan dengan syarat memenuhi kriteria penerima huntap sesuai SK Keberhakan Gubernur Penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo berjumlah 48 kepala keluarga terdiri dari 107 laki-laki dan 92 perempuan. Berdasarkan data sensus didapatkan data total jumlah jiwa yang akan menghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo sebanyak 199 jiwa. Untuk lebih jelasnya tabel 7. di bawah ini akan menampilkan komposisi penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo.

Tabel 1 Komposisi Penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo


Keterangan
Asal Desa
Wani Satu ( Jiwa ) Wani Dua ( Jiwa )
Jumlah Kepala Keluarga :

a. Laki-laki 6 26
b. Perempuan 1 15
Jumlah 7 41
Total 48 Jiwa
Jumlah Anggota Keluarga :

a. Laki-laki 16 91
b. Perempuan 15 77
Jumlah 31 168
Total 199 Jiwa
No Nama Blok Jumlah Tapak Sebaran Asal Calon Penghuni
1 Blok A 7 Unit Penghuni Asal Wani Satu
2 Blok B 8 Unit Penghuni Asal Wani Satu
3 Blok C 9 Unit Penghuni Asal Wani Satu
4 Blok D 5 Unit Penghuni Asal Wani Satu
5 Blok E 7 Unit Penghuni Asal Wani Satu
6 Blok F 5 Unit Penghuni Asal Wani Satu
7 Blok G 7 Unit Penghuni Asal Wani Dua
JUMLAH 48 Unit Penghuni Asal Wani Satu + Wani Dua

Rembug Pokmas juga menyepakati memprioritaskan kelompok rentan khusus lansia untuk memilih persil terlebih dahulu dan mekanisme pemilihan persil adalah ketiga Pokmas masing-masing akan berembug dengan anggota kelompoknya untuk penentuan persil. Rembug persiapan pemilihan blok dan persil di masing-masing Pokmas ini terlaksana pada Selasa, 6 April 2021 di rumah ketua Pokmas. Dalam rembug ini, Tim Fasilitator PUPR hanya ikut mengawasi jalannya proses rembug supaya ketua Pokmas dan anggota-anggotanya dapat mengambil keputusan sendiri terkait blok dan persil mereka. Melalui rembug ini pula ketua- ketua Pokmas diberdayakan untuk dapat saling berkoordinasi bersama. Akhimya, pada Kamis 8 April 2021 calon penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo melaksanakan rembug pemilihan blok dan persil di AULA Kantor Kecamatan Tanantovea. Pada rembug ini sebenranya ketiga pokmas telah mengetahui masing-masing blok dan 48 KKK telah mengetahui persil unitnya karena telah dibahas bersama antar ketua pokmas dan antar ketua pokmas dengan para anggotanya. Hanya saja, untuk dapat menyaksikan secara bersama- sama proses pemilihan blok dan persil, dapat mengambil kesepakatan bersama, dan menandatangani berita acara bersama, maka perlu diadakan rembug pemilihan blok dan persil.

Jadi, pada saat pemilihan blok dan persil sudah tidak terjadi riak-riak antar calon penghuni karena telah diselesaikan secara baik dirembug internal masing-masing pokmas. Akan tetapi,untuk menertibkan proses pemilihan blok dan persil, maka diadakan pencabutan lot siapa yang akan maju ke depan untuk bertanda tangan di site plan blok dan persil yang ada. Dalam proses ini calon penghuni terlihat senang, tidak berselisih paham, dan berjalan dengan sangat tertib.Ini menandakan bahwa masyarakat sudah mandiri menentukan kehidupannya ke arah yang lebih baik. Proses pendampingan Tim Fasilitator PUPR mampu mendewasakan calon penghuni untuk belajar mengambil keputusan sendiri terkait hunian mereka. 

2.3. Kondisi Sosial Budaya, dan Kondisi Ekonomi

2.3.1 Kondisi Sosial Budaya

Kondisi sosial dan budaya warga penghuni huntap akan menggambarkan aspek pendidikan, kesehatan dan bantuan sosial. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

  • Aspek Pendidikan

Aspek Pendidikan meliputi tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anak yang sementara nmenempuh pendidikan. Hasil survey yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan penghuni kategori orang dewasa yang sudah tamat sekolah dan tidak bersekolah berjum lah 121 orang. Dari 121 orang terscbut sebagian besar 57 orang atau 47.10% bertingkat pendidikan SLTA, 29 orang atau 12.12%% bertingkat pendidikan Strata Satu (S1), 15 orang atau 12.39% bertingkat pendidikan SLTP, dan yang tidak sekolah 12 orang atau 9.92%, SD berjumlah 8 orang atau 6.61%. Tingkat pendidikan penghuni didominasi SLTA dan Strata Satu (S!), maka ini sejalan dengan jenis matapencaharian
penghuni yang sebagian besar adalah wiraswasta, honorer, PNS, guru, pensiunan, dan karyawan swasta. Sedangkan penghuni yang tidak sekolah, tamat SD dan SMP didominasi oleh mereka yang bermatapencaharian buruh, nelayan, petani dan sebagian wiraswasta.

Gambar 6. di bawah ini akan menampilkan tingkat pendidikan penghuni kategori orang dewasa.

Jenjang Pendidkan Orang Dewasa

Untuk jumlah anak yang sementara menempuh jalur pendidikan berjumlah 78 orang yang terdiri dari tingkat pendidikan SD berjumlah 23 orang atau 29.48%, tingkat pendidikan SLTA berjumlah 15 orang atau 19.23%, tingkat pendidikan SLTP dan kuliah masing-masing berjum lah 12 orang atau 15.38%, tingkat pendidikan PAUD berjumlah 9 orang atau 18.75% dan belum bersekolah berjumlah 7 orang atau 14.58%. Untuk lebih jelasnya gambar di bawah ini akan menampilkan komposisi anak sekolah.

Tingkat Pendidikan Anak

Hasil sensus sosek menunjukkan tidak ada orang tua yang berencana memindahkan anak ke sekolah yang dekat dengan huntap. Dalam wawancara secara sampel kepada 4 orang tua alasan mereka adalah anak tidak ingin pindah karena sudah terbiasa beradaptasi dengan teman-teman sekolah dan guru. Ada pula anak yang tidak bisa pindah karena termasuk kelas ujian tamat sekolah seperti kelas VI, IX dan SLTA kelas IIl. Jarak sekolah yang jauh dari lokasi huntap tidalk terlalu dipermasalahkan karena memiliki kendaraan roda dua untuk mengantar anak ke sekolah.

  • Aspek Kesehatan

Aspek kesehatan akan menggambarkan pelayanan kesehatan yang berada dikecamatan Tanantovca yaitu di Puskesmas Induk Wani, dan data warga Iansia. Jarak lokasi huntap dekat dengan Puskesmas Induk Wani yaitu 2,6 KM dengan waktu tempuh 49 menit menggunakan angkutan darat. Kepala Puskesmas Induk Wani Ibu Dian Andriani menjelaskan saat ini pelayanan kesehatan yang tersedia adalah persalinan dan pelayanan umum dengan waktu pelayanan yaitui pagi pukul 08.00- 15.00 wita, siang pukul 15.00-21.00 wita, dan sore pukul 21.00-08.00 wita. Tenaga kesehatan terdiri atas Dokter Umum 3 orang (2 PNS dan 1 PTT). Perawat 15 orang (12 PNS dan 3 Pengabdi, Bidan 15 orang (8 PNS dan 7 Pengabdi). Gaji Perawat dan Bidan Pengabdi melckat pada Dana Desa masing-masing desa yaitu Rp.800.000/bulan. Bidan Pengabdi bertugas membantu Bidan PNS yang ditempatkan pada masing-masing desa. Sarana dan prasarana keschatan dinilai cukup untuk melayani masyarakat. Saat ini Puskesmas Induk Wani melayani 10 desa di Kecamatan Tanantovea termasuk Desa Wani Lumbumpetigo. 

Desa Wani Lumbumpetigo memiliki 3 Posyandu Lansia dan Balita yang tersedia di 3 dusun. Pelaksanaan Posyandu dilakukan setiap tanggal 10 bulan berjalan. Pelayanan Posyandu Lansia antara lain: pemeriksaan rutin Penyakit Tidak Menular (PTM), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemberian vitamin dan obat olahraga, rujukan ke Puskesmas. Posyandu Balita dilaksanakan sebulan sekali dengan aktivitas pelayanan seperti penimbangan, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan vaksin. Permasalahan yang dihadapi Puskesmas Induk Wani saat ini adalah kekurangan tenaga bidan PNS. Langkah - langkah yang akan diambil Kepala Puskesmas Induk Wani terkait pelayanan kesehatan di Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo adalah akan berkoordinasi dengan Kepala Desa Wani Lumbumpetigo untuk pembukaan posyandu baru mengingat jumlah warga penghuni mencapai 199 jiwa dan di dalamnya terdapat balita dan lansia. 

Fasilitator PUPR akan membantu mengidentifikasi calon kader posyandu yang berasal dari penghuni untuk dilatih oleh Puskesmas Induk Wani. Kebutuhan tenaga kader posyandu masing-masing 5 orang untuk lansia dan balita. 

Ketersediaan tempat untuk posyandu juga menjadi kebutuhan ke depan.Selanjutnya, Hasil sensus sosial ekonomi penghuni Huntap Satelit Wani Lumbumpetigo menunjukkan bahwa lansia yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 20 orang (atau sebesar 10 % dari total penghuni) yang terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan

Gambar 8 di bawah ini akan menampilkan jumlah lansia berdasarkan jenis kelamin

Komposisi Kelompok Lansia Calon Penghuni

Dalam rembug lansia didapatkan gambaran sebagian besar lansia menderita penyakit asam urat, diabetes, kolesterol, maag akut, vertigo, stroke dan paru-paru. Setiap bulannya para lansia berobat ke Puskesmas Wani Induk, RSUD Undata, dan Dokter Umum Praktek Dari jumlah lansia, hanya 7 orang lansia saja yang rajin mengikuti Posyandu Lansia setiap bulannya. Pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu Pemberian Makanan Tambah (PMT) dan pemeriksaan rutin (kolesterol, gula, darah, asam urat). Masalah yang dihadapi para lansia saat pindah ke huntap adalah jauhnya jarak huntap dari Puskesmas Induk Wani 

Untuk itu, ke depan mereka membutuhkan bantuan anggota keluarga untuk mengantar tidak seperti sebelumnya mereka dapat pergi sendiri ke Puskesmas Induk Wani.

  • Aspek Bantuan Sosial

Aspek bantuan sosial akan mendeskripsikan jenis bantuan sosial yang diterima penghuni Huntap Satelit Wali Lumbumpetigo. Dari 48 kepala keluarga penghuni, 36 kepada keluarga atau 75% termasuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dari 36 kepala keluarga tersebut, hanya 11 atau 22.91% kepala keluarga yang mendapatkan bantuan sosial. 

Tabel 1. di bawah ini akan menampilkan penghuni dan jenis bantuan sosial yang diterima.


No

Nama Kepala Keluarga

Pekerjaan

Penghasilan

Jenis Bantuan Sosial

Jumlah Anggota Keluarga
1 Antasari Hoting Wiraswasta A Bantuan Sembako dari Desa 6
2 Rusni H.Paewa Pensiun Guru B Bantuan Lansia 4 (2 Sekolah)
3 Moh.Rizal Amir Nelayan C Bantuan 3 Bulan Sekali dari Kemensos 9 (3 Sekolah)
4 Ika Yunita Wiraswasta C Bantuan Alat Dapur & Uang 1,5 Juta 4 (3 Sekolah)
5 Hendra U Wiraswasta C BSU 2 Juta 4 (2 Sekolah)
6 Suardin Abd.Rasyid Wiraswasta B BLT 5
7 Elis Jafani Sagala Wiraswasta A Bantuan Dinas Sosial 5
8 Herlina Wiraswasta A Bantuan UMKM 3
9 Kasman Buruh B Bantuan Uang 1,5 Juta 3
10 Aguslan Saddad Honorer A Bantuan NGO Wahana Visi + Multiguna 3 (2 Sekolah)
11 Mustari Nelayan C BLT 3
Sumber: Dokumen RAP, 2021 

 Jenis bantuan sosial yang diterima penghuni ada yang diterima tidak per bulan seperti bantuan uang 
1,5 juta dan alat dapur, UMKM. Jenis bantuan ini diberikan kepada mereka yang memiliki usaha. 

Ada pula bantuan yang diberikan kepada kepala keluarga tingkat penghasilan Rp. > 2.400.000 karena mereka memiliki anggota keluarga lebih dari 2 orang dan memiliki anak sekolah. dan, ada 4 kepala keluarga berpenghasilan rendah mendapatkan bantuan sosial, termasuk Ibu Elis Jafani (kakak Alm. David Sagala - disabilitas mental). Sensus sosial ekonomi ini menunjukkan bantuan sosial belum menyentuh penghuni lain yang masuk kategori MBR dan memiliki tanggungan anak sekolah. 2.3.2 Kondisi Ekonomi Kondisi ekonomi yang akan dijelaskan dalam tahapan ini hanya terbatas pada jenis mata pencaharian, dan jumlah KK berpenghasilan rendah warga penghuni huntap. Dari hasil survey yang telah dilakukan terdapat 11 jenis mata pencaharian yang sedang digeluti oleh 48 KK penghuni Huntap Wani Lumbumpetigo. Untuk detail jenis mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel berikut: 

 Tabel 4 Jenis Mata Pencaharian Penghuni Huntap Wani Lumbumpetigo
No Jenis Pekerjaan Jumlah KK Persentase
1 PNS 6 12.5
2 Wiraswasta 17 35,41
3 Honorer 6 12,5
4 Nelayan 5 10,41
5 Karyawan Swasta 1 2,08
6 Buruh 3 6,25
7 Guru 1 2,08
8 Petani/Pekebun 4 8,33
9 Peternak 1 2,08
10 Tidak Bekerja 1 2,08
11 Pensiunan 3 6,25
TOTAL 48 100%
Sumber: Dok RAP, 2021


[07.04, 18/2/2023] Syam: 

Dari data tabel diatas, terdapat variasi pekerjaan penghuni dengan tingkat permasalahan yang berbeda-beda yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Wiraswasta. 

Penghuni ternyata didominasi oleh mereka yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu berjumlah 17 orang atau 35.41%. Usaha yang mereka jalankan antara lain : warung makan (nasi kuning, sayur masak, frozen food) dan pedagang (buah, sarung donggala, dan barang campuran). Penghasilan mereka juga cukup beragam yaitu 10 orang berpenghasilan Rp. 500.000 1.500.000/bulan. diikuti dengan 4 orang berpenghasilan Rp.2.400.000/bulan dan 3 orang berpenghasilan Rp. 1.500.000 2.400.000/bulan.Dengan
demikian, dapat digambarkan bahwa 12 kepala keluarga penghuni masuk kategori "Masyarakat Berpenghasilan Rendah" (MBR) karena penghasilan mereka berada di bawah Upah Minimum (UMP) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2022 Rp. 2.390.739 dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Donggala tahun 2022 Rp. 2.338.884. Sedangkan 4 kepala keluarga tidak termasuk kategori MBR karena berpenghasilan di atas Rp. 2.400.000/bulan

2. Pegawai Negeri Sipil. 

Penghuni yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil berjumlah 6 orang atau 12.5%. Ada 2 kepala keluarga PNS Golongan Ila yang berpenghasilan Rp.1.500.000-2.400.000/bulan dan 4 kepala keluarga PNS Golongan IlI yang berpenghasilan Rp.>2.400.000/bulan. penghuni yang berprofesi sebagai PNS pasti tidak akan merubah matapencaharian saat tinggal di huntap, tetapi permasalahan mereka adalah jarak huntap yang lebih jauh dari tempat kerja yaitu 3 KM-7 KM. Jika demikian, biaya BBM akan
bertambah saat pindah ke huntap bagi 2 orang kepala keluarga PNS berpenghasilan Rp.1.500.000-2.400.000/bulan.
 
3. Honorer. 

Penghuni yang berprofesi sebagai honorer berjumlah 6 kepala keluarga atau 12.5%. Berdasarkan sensus sosial ekonomi 6 kepala keluarga ini tidak ingin merubah mata pencaharian. Penghasilan mereka juga cukup beragam yaitu 4 kepala keluarga berpenghasilan Rp. 500.000 1.500.000/bulan, 1 kepala keluarga berpenghasilan Rp.1.500.000 -2.400.000/bulan dan I kepala keluarga berpenghasilan Rp. >2.400.000/bulan.

4. Nelayan. 

Penghuni yang bekerja sebagai nelayan berjumlah 5 kepala keluarga atau 10.41%. Penghasilan mereka beragam yaitu 2 kepala keluarga berpenghasilan Rp. 500.000-1.500.000/bulan, diikuti dengan 2 kepala keluarga berpenghasilan Rp. >2.400.000/bulan,dan 1 kepala keluarga berpenghasilan Rp. 1.500.000 2.400.000/bulan. Berarti, 3 kepala keluarga masuk kategori "Masyarakat Berpenghasilan Rendah" (MBR). Dalam rembug ekonomi mereka menjelaskan bahwa hanya memiliki perahu dan alat penangkapan ikan sederhana. Penghasilan yang ada cukup untuk biaya hidup sehari-hari tanpa dapat menabung. Sedangkan 2 nelayan memiliki penghasilan di atas Rp. 2.400.000/bulan memiliki kapal ikan dan alat penangkapan ikan terbaru sehingga hasil tangkapan ikan lebih banyak dan penjualannya pun besar.

5. Buruh. 

Penghuni yang bekerja sebagai buruh berjumlah 3 kepala keluarga atau 6.25%.Berdasarkan sensus sosial ekonomi penghasilan mereka beragam yaitu 2 kepala keluarga bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Pantoloan Kota Palu berpenghasilan Rp. 1.500.000 - 2.400.000/bulan dan I kepala keluarga menjadi buruh bangunan berpenghasilan Rp.500.000-1.500.000/bulan. Sensus sosial ekonomi menujukkan jarak huntap ke Pelabuhan Pantoloan Kota Palu dapat dicapai sejauh 10 KM, sedangkan buruh bangunan jarak tempat kerja ke huntap cukup dekat mencapai 3,5 KM karena bangunan yang dikerjakan masih berada di wilayah kecamatan Tanantovea.

6. Petani. 

Penghuni yang bekerja sebagai petani berjumlah 4 kepala keluarga atau 8.33%. Jenis tanaman yang ditanam adalah cokelat, jagung dan sayur. Sensus sosek  memperlihatkan ada 3 petani yang jarak kebunnya cukup jauh dari huntap. Dalam rembug ekonomi mereka menjelaskan tidak ada masalah dengan jauhnya jarak huntap dari kebun mereka sehingga tidak akan merubah matapencaharian. Ada pula 2 petani jarak kebunnya hanya 3 - 3,5 KM dari huntap. Dalam wawancara dijelaskan mereka sengaja membeli kebun dekat lokasi huntap. Dari keempat petani ini, hanya l kepala keluarga
berpenghasilan Rp. 1.500.000-2.400.000/bulan dan 3 kepala keluarga berpenghasilan Rp.500.000-1.500.000/bulan. Jika dibandingkan dengan jenis tanaman jagung yang produksi 3 bulan sekali, maka wajar jika penghasilan mereka rendah. Begitu pula dengan tanaman tahunan seperti cokelat, walau harganya cukup tinggi di pasaran tetapi tidak produksi setiap bulan dan harga sering tidak menentu.

7. Pensiunan. 

Penghuni yang pensiunan PNS berjumlah 3 kepala keluarga atau 6.25% dengan penghasilan Rp.1.500.000 -2.400.000/bulan. Satu diantaranya memiliki 2 orang anak yang masih sekolah sedangkan 2 kepala keluarga lainnya tidak memiliki anak yang masih sekolah. Dalam rembug ekonomi dijelaskan bahwa penghasilan saat ini merupakan penghasilan bersih setelah potongan bank. Jika tidak ada potongan, maka penghasilan mereka Rp., > 2.400.000/bulan. Tetapi penghasilan saat ini cukup untuk membiayai hidup mereka di masa tua mengingat anak-anak mereka masih memberikan uang bulanan.

8. Karyawan Swasta. 

Penghuni yang bekerja sebagai karyawan swasta berjumlah I kepala keluarga atau 2.08% dengan penghasilan Rp. 1.500.000 -2.400.000/bulan.Sensus sosek menunjukkan walaupun memiliki 6 anggota keluarga yang akan tinggal di huntap tetapi tidak ada satupun anak sekolah yang akan dibiayai.

9. Guru. 

Penghuni yang bekerja sebagai guru berjumlah I kepala keluarga atau 2.08%. Sensus sosek menunjukkan jarak SD tempat si guru bekerja cukup jauh dengan huntap adalah 10 KM sehingga penambahan pengeluaran untuk BBM juga akan dirasakan oleh si

[07.08, 18/2/2023] Syam: 

10. Peternak. 

Penghuni yang bekerja sebagai peternak hanya 1 orang yaitu an. Bapak Yudi Santoso. Awalnya, beliau memiliki 1l ekor kambing tetapi 8 ekor terpaksa dijual untuk membiayai hidup sehari-hari di masa pandemic covid-19 mengingat penghasilannya hanya Rp. 1.500.000 2.400.000/bulan. Beliau menjelaskan rencananya 3 ekor kambing tidak akan dikandangkan tetapi cukup dilepas di belakang huntap saja. Untuk itu, ke depan perlu ada rembug bersama antar calon penghuni terkait pemeliharaan dan keamanan hewan ternak.

11. Tidak Bekerja. 

Penghuni yang tidak bekerja ini masuk dalam kategori lansia - Ibu Alfiah.Beliau memiliki 2 orang anak yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan masing-masing sebesar Rp. 500.000 1.500.000/bulan, sehingga kehidupannya dibiayai oleh anak-anaknya. Kedua anak beliau pun akan tinggal bersamanya di huntap.

Selajutnya akan disajikan besaran penghasilan penghuni huntap yang dikelompokkan menjadi 3 kategori penghasilan:
Penghasilan Penghuni Huntap

[10.27, 18/2/2023] Syam: 

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar di bawab Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulawesi Tengah Rp. 2.390.739 dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Donggala Rp. 2.338.884 menegaskan sebagian besar penghuni termasuk kategori Masyaralkat Berpenghasila Rendah (MBR). Hal ini dapat dilihat dalam gambar 12. yang mana sebagian besar berpenghasilan Rp. 500.000-1.500.000 sejumlah 20 kepala keluarga atau 41.67%, diikuti 16 kepala keluarga atau 33.33% berpenghasilan Rp. 1.500.000 - 2.400.000, dan 11 kepala keluarga atau 22.91% berpenghasilan di atas UMP dan UMK yaitu Rp. > 2.400.000, serta 1 kepala keluarga (janda dan lansia) atau 2.08% tidak memiliki penghasilan.

2.4. Guna Lahan

Lahan huntap di Desa Wani Lumbumpetigo saat ini digunakan untuk bangunan hunian berupa Huntap (Hunian Tetap) dengan menggunakan konsruksi Risha; Untuk Fasum (Fasilitas Umum) yang ada berupa Jalan, Drainase, PJU, dan ME (Mechanical Electrical) di tiap rumah; Sedangkan untuk Fasos (Fasilitas Sosial) itu sendiri terdapat Mushollah yang sedang dalam proses pembangunan di Lahan 1, yang didanai atas swadaya masyarakat Huntap dan beberapa bantuan dari donator. Pemanfaatan lahan di Lokasi Huntap Wani Lumbumpetigo kedepannya masih dapat terus dikembangkan, seperti Pebangunan Fasilitas Umum berupa RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan pagar keliling kompleks Huntap, serta Jaringan drainase yang berkesinambungan dengan drainase Desa. Dan untuk Fasilitas Sosial kedepannya dapat dibangun sarana kesehatan dan Lapak untuk berjualan di area Huntap.

2.5. Kondisi Hunian dan Sarana/Prasarana Pemukiman Huntap

Huntap Wani Lumbumpetigo memiliki bangunan Hunian yang dilengkapi dengan Sarana & Prasarana Pemukiman, seperti diperlihatkan dalam tabel berikut:

Tabel 5 Sarana & Prasarana Pemukiman Huntap Wani Lumbumpetigo

NO ITEM PEKERJAAN PROGRES SELESAI KETERANGAN
INFRASTRUKTUR
1 Jalan 551 m Februari 2022 Jalan Cor Rabat Beton
2 Drainase 1.303 m Februari 2022 Drainase Kompleks
3 ME (Mechanical Electrical) 48 Unit Februari 2022 Telah Terpasang
4 PJU 10 Titik Februari 2022 Telah Terpasang dengan 5 PJU di masing - masing Lahan
5 Box Culvert 5 m Maret 2022 Telah Terpasang
6 Gotong Royong 9 Titik Februari 2022 Telah Terpasang
PERSAMPAHAN
7 Infrstruktur Persampahan 48 Unit Februari 2022 Pembangunan TPS
SPAM
8 Reservoir 2 Unit Maret 2022 Reservoir Lahan 1 telah tersambung ke unit rumah di lahan 2
9 Sumur Bor 2 Unit Maret 2022 Sumur Bor sudah beroprasi 1 unit di Lahan 1 Suplai air di Lahan 2 diambil dari Lahan 1melalui penyambungan jaringan pipa dari sumur bor dari halaman 1.
10 Tandon AIR 48 Unit Februari 2022 Sudah Beroperasi
11 SR (Sambungan Rumah) 48 Unit Maret 2022 Sudah Terpasang
SPAL
12 BioTank 48 Unit Februari 2022 Sudah Terpasang

2.5.1 Bangunan Huntap

Bangunan Huntap (Hunian Tetap) di Lokasi Desa Wani Lumbumpetigo berjumlah 48 unit bangunan yang masing-masing memiliki luas lahan/ kavlingan berukuran 10 x 15 M yang terdiri dari 2 kamar tidur, I ruang keluarga, dan 1 kamar mandi. Untuk detailnya dapat dilihat

pada spesifikasi dibawah ini:

Spesifikasi Huntap

2.5.2 Jalan Lingkungan Huntap

Huntap Wani Lumbumpetigo dilengkapi dengan jalan Lingkungan yang telah selesai dibangun, dimana jenis material yang digunakan adalah Jalan Cor Rabat Beton seperti terlihat dalam Peta Jaringan Jalan berikut ini:
Peta jaringan jalan lingkungan

2.5.3 Drainase Huntaap

Kondisi Jaringan Drainase di Huntap Wani Lumbumpetigo cukup baik dan saling berkesinambungan antara Lahan 1 dan Lahan 2, hal ini dapat dilihat dari Peta Jaringan Drain

berikut ini:

Drainase Huntap

2.5.4 Air Limbah Huntap

Pengolahan air limbah/ Sanitasi di Huntap Wani Lambumpetigo dilakukan secara biologis dengan mcmasangan Bio-tank: yaitu dengan proses anaerobik. Proses ini dilakukan dengan media acrasi tertutup, dimana bakteri berk.cmbang biak di lingkungas tanpa oksigen (tertutup). Bio-tank ini sendiri dipasang di masing-masing unit hunian Huntap. Untuk sebaran

Bio-tank dapat dilihat dalam Peta berikut ini:

Peta jaringan air limbah

2.5.5 Persampahan Huntap

Sistem Pengolahan Persampahan di Huntap Wani Lumbumpetigo belum tendapat TPS 3R, dan baru berupa bin atau tempat pembuangan sampah di masing-masing unit hunian Huntap, dimana untuk selanjutnya masyarakat sudah mulai belajar memanfaatk.an limbah domestik tersebut seperti pembuatan kompos melalui metode bio pori (organik) juga membuat beberapa kerajinan dari olahan sampah plastik (anorganik ). Untuk sebaran bin sendiri dapat dilihat dalam Peta berikut ini:

Peta jaringan air bersih

2.6 Potensi Bencana

Meskipun pada nealitanya Desa Wani Lumbumpetigo sadah sangt lama tidak mengalami bencana alam namun dengan kondisi geografis Lahan Huntap Desa Wani Lambumpetigo yang memiliki topografi relatif datar serta berdckatan dengan sungai dan lereng bukit memungkinkan potensi bencana banjir.

Dengan kondisi lahan yang aman inilah yang kemungkinan menjadi penyebab tidak adanya sarana pengurangan resiko bencana di wilayah Huntap Desa Wani Lumbumpetigo.Akan tetapi dengan adanya potensi bencana banjir yang bisa saja terjadi di arca Huntap maka kedepannya disarankan agar dibuatkan sarana & komponcn pengurangan resiko bencana (PRB) di area huntap

2.7. Potensi Wilayah Huntap

Beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan di wilayah huntap satelit Wani Lumbumpetigo anatara lain sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya sosial, dan sumber daya fisik yang akan dijelaskan lebih lanjut:

2.7.1 Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.

Beberapa potensi sumber daya alam yang terdapat di wilayah huntap antara lain sebagai berikut
  1. Sisa Lahan Pekarangan. Warya terdampak bencana mendapatkan bangunan dengan luas 36 m dan tanah dengan luas 150 m. Sehingga terdapat lahan sisa yang dapat digunakan sebagai lahan untuk mengembangkan atau membangun tempat jualan dan menanam tanaman produktif (cabe, tomat, timun, ubi dan lain-lain) untuk meminimalisir pengeluaran rumah tangga
  2. Lahan RTH hunian tetap. Lokasi hunian tetap Wani Lumbumpetigo memiliki lahan RTH yang cuku luas. Sisa lahan tersebut berada pada dua lokasi hunian tetap, lokasi tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat dalam menciptakan aktivitas ckonomi dalam penunjang penghidupan setelah menghuni hunian tetap
2.7.2 Sumber Daya Manusia

Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja (\Yusuf, 2016). Menilik pada SDM yang ada di Huntap Wani Lumbumpetigo, terdapat beberapa profesi yang bisa diberdayakan untuk pengembangan kapasitas pendidikan disekitaran huntap seperti Guru Sekolah dan Guru Mengaji. Profesi guru tersebut bisa sangat bermanfaat dan sangat membantu untuk orang tua yang anak yang tidak bersekolah. Dari data sebelumnya diketahui ada sekitar 2 anak yang tidak bersckolah di Huntap
Wani Lumbupetigo. Sedangkan profesi lain yang mungkin bisa membantu penghidupan warga di huntap adalah Buruh Bangunan. Tentunya profesi ini sangat dibutuhkan karena melihat kondisi ruang bangunan huntap 6x6 M dengan dua (2) kamar tidur dan satu (1) ruang utama maka perlu untuk penambahan ruang dapur ataupun teras depan rumah. Dengan kondisi tersebut, Jika menggunakan jasa tenaga kerja dari luar huntap tentu biaya atau upahnya akan lebih mahal ketimbang menggunakan jasa tenaga kerja dari warga huntap itu sendiri.

2.7.3 Sumber Daya Sosial

Sumber daya sosial dapat dipahami sebagai modal sosial yang ada pada masyarakat maupun dalam keluarga.Tersedianyan sumber daya sosial atau modal sosial baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, merupakan salah satu faktor pendukung untuk menjamin terbangunnya kondisi harmonis untuk membentuk masyarakat maupun keluarga yang mampu berdiri sendiri, dengan memantfaatkan potensipotensi yang ada pada lingkungan sekitarnya.

Berikut sumber daya social yang ada di huntap:
  1. Panitia pembangunan mesjid. Panitia ini merupakan sekelompok masyarakat hunian tetap yang melakukan pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan pembangunan mesjid sehingga hal ini menjadi titik awal dalam menciptakan kelompok remaja dalam mempelajari ilmu agama di lokasi hunian tetap.
  2. Kelompok Operasional dan Pemeliharaan lingkungan hunian tetap satelit Wani Lumbumpetigo. Kelompok tersebut terbagi menjadi 5 (Lima) kelompok, antara lain:
  • Kelompok O&P Pengembangan Rumah. Kelompok ini dibentuk setelah pembangunan hunian tetap selesai. Kelompok ini telah mengikuti beberapa pelatihan dan bimbingan teknis dalam melakukan dan mengarahkan pengembangan rumah yang akan di lakukan di lokasi hunian tetap.
  • Kelompok O&P Air Bersih. Kelompok yang telah terbentuk memiliki rencana kerja dalam memelihara dan memanfaatkan infrastruktur air bersih. Selain itu, juga mengkoordinir jadwal penyaluran air bersih ke masing-masing blok yang tersedia di lokasi hunian tetap.
  • Kelompok O&P Sampah & Limbah. Kelompok yang memiliki target menjaga kebersihan hunian tetap sekaligus menjadi motivator dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ramah lingkungan seperti melakukan sosialisasi membuang sampah pada tempatnya, pengurangan sampah plastik dan pengurangan pembakaran sampah.
  • Kelompok O&P Infrastruktur. Kelompok O&P Infrastruktur merupakan kelompok yang melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang terdapat di lokasi hunian tetap sehingga tetap berjalan sesuai fungsi yang ada 
  • Kelompok O&P RTH. Kelompok 0&P RTH salah satu kelompok yang memiliki tujuan agar hunian tetap tidak menjadi gersang sehingga beberapa rencana kerja kelompok tersebut adanya penanaman pohon dan pemeliharaan RTH
2.7.4 Sumber Daya Fisik Huntap

Yang termasuk dalam kategori sumber daya fisik huntap antara lain prasarana dan sarana umum yang ada atau telah terbangun di wilayah huntap. Untuk saat ini di huntap Wani Lumbumpetigo sedang ada proses pengerjaan musholla, dimana nantinya musholla ini akan dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat beribadah, Tempat Pengajian Anak (TPA), dan kegiatan keagamaan lainnya.

BAB III

HASIL WORKSHOP RPP HUNTAP

3.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil kegiatan workshop RPP huntap satelit Wani Lumbumpetigo yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode Community Action plan (CAP), maka diperoleh hasil identifikasi masalah berisi permasalahan dari beberapa aspek yang di hasilkan dari proses workshop, antara lain Infrastruktur, Ekonomi, Sosial, Lingkungan, Pengurangan Resiko Bencana (PRB).


RENCANA PROGRAM KEGIATAN HUNTAP

Pada Bab ini berisi daftar program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu S tahun, berdasarkan hasil analisis yang telah dlakukan Kegiatannya terdiri dari bidang infrastruktur, ckonomi, sosial, pengurangan risiko bencana, serta lingkungan. Rincian kegiatan dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini




NO



JENIS KEGIATAN



LOKASI



SASARAN MANFAAT
WAKTU PELAKSANAAN SUMBER PENDANAAN
0-1 Tahun > 1 - 3 Tahun > 3 - 5 Tahun

Swadaya Masyarakat


Pemerintah

Swasta/NGO/Pihak Lain
2024 (2024,2025) (2026,2027)
BIDANG INFRASTRUKTUR
1 Pembuatan Sumur Bor Lahan 2 Warga Huntap




2

Perbaikan dan Drainase menuju ke Lokasi Huntap
Akses Jalan dan Drainase menuju ke Lokasi Huntap
Warga Huntap







BIDANG EKONOMI

1

Bantuan Modal Usaha
Seluruh Huntap Wani Lumbumpetigo
Warga Huntap










2

Penurunan Daya Listrik
Seluruh Huntap Wani Lumbumpetigo
Warga Huntap









BIDANG SOSIAL

1

Penambahan PJU

Lahan 1 dan 2

Warga Huntap









2

Pembuatan Pos Kamling
Seluruh Huntap Wani Lumbumpetigo
Warga Huntap









BIDANG PRB

1
Melakukan Kerja Bakti Bersama membersihkan saluran drainase secara rutin dan berkala Seluruh Huntap Wani Lumbumpetigo
Warga Huntap








2 Pembuatan Talud Lahan 1 Blok D Warga Huntap








BIDANG LINGKUNGAN
1 Pembuatan Talud Lahan 1 Blok D Warga Huntap










 

BERITA ACARA KONSULTASI PROGRAM RENCANA PENATAAN PERMUKIMAN (RPP) HUNTAP TINGKAT DESA